Monday, November 21, 2011
Inne pembantu kecilku
Wednesday, November 16, 2011
Perawanku direnggut Kak Agun
Aku menjerit, “Jangan…, jangan…”, aku berusaha menarik diri. Tapi Kak Agun lebih kuat. Gesekan tangannya mengoyak-koyak helaian rambut kemaluanku yang tidak terlalu lebat. Dan tiba aku merasa nyaris terguncang, ketika dia menyentuh sesesuatu di “milikku”. Aku menggelinjang dan menahan napas, “Kak Agun…, ohh.., oh…”, aku benar-benar dibuatnya berputar-putar. Jemarinya memainkkan clit-ku. Diusap-usap, digesek-gesek dan akhirnya aku ditelanjangi. Aku hanya bisa pasrah saja. Tapi aku kaget ketika tiba-tiba dia berdiri dan penisnya telah berdiri tegang. Aku ngeri, dan takut. Permainan pun dilanjutkan lagi
Sebenarnya aku dilahirkan menjadi anak yang beruntung. Papa punya kedudukan di kantor dan Mama seorang juru rias / ahli kecantikan terkenal. Sering jadi pembicara dimana-mana bahkan sering menjadi perias pengantin orang-orang beken di kotaku. Sayangnga mereka semua orang-orang sibuk. Kakakku, Kak Luna, usianya terpaut jauh diatasku 5 tahun. Hanya dialah tempatku sering mengadu. Semenjak dia punya pacar, rasanya semakin jarang aku dan kakakku saling berbagi cerita.
Saat itu aku masih SMP kelas 2, Kak Luna sudah di SMA kelas 2. Banyak teman-temanku maupun teman kakakku naksir kepadaku. Kata mereka sih aku cantik. Walaupun aku merasa biasa-biasa saja (Tapi dalam hati bangga lho.., he.., he..) Aku punya body bongsor dengan kulit putih bersih. Rambut hitam lurus, mata bulat dan bibir seksi (katanya sich he.., he..). Saat itu aku merasa bahwa payudaraku lebih besar dibandingkan teman-temanku, kadang-kadang suka malu saat olah raga, nampak payudaraku bergoyang-goyang. Padahal sebenarnya hanya berukuran 34B saja. Salah seorang teman kakakku, Kak Agun namanya, sering sekali main ke rumah. Bahkan kadang-kadang ikutan tidur siang segala. Cuma seringnya tidur di ruang baca, karena sofa di situ besar dan empuk. Ruangannya ber AC, full music. Kak Agun bahkan dianggap seperti saudara sendiri. Mama dan orang tuanya sudah kenal cukup lama.
Saat itu hari Minggu, Mama, Papa, dan Kak Luna pergi ke luar kota. Mak Yam pembantuku pulang kampung, Pak Rebo tukang kebun sedang ke tempat saudaranya. Praktis aku sendirian di rumah. Aku sebenarnya diajak Mama tapi aku menolak karena PR bahasa Inggrisku menumpuk.
Tiba-tiba aku mendengar bunyi derit rem. Aku melihat Kak Agun berdiri sambil menyandarkan sepeda sportnya ke garasi. Tubuhnya yang dibalut kaos ketat nampak basah keringat.
“Barusan olah raga…, muter-muter, terus mampir…, Mana Kak Luna?”, tanyanya. Aku lalu cerita bahwa semua orang rumah pergi keluar kota. Aku dan Kak Agun ngobrol di ruang baca sambil nonton TV. Hanya kadang-kadang dia suka iseng, menggodaku. Tangannya seringkali menggelitik pinggangku sehingga aku kegelian.
Aku protes, “Datang-datang…, bikin repot. Mending bantuin aku ngerjain PR”. Eh…, Kak Agun ternyata nggak nolak, dengan seriusnya dia mengajariku, satu persatu aku selesaikan PR-ku.
“Yess! Rampung!”, aku menjerit kegirangan. Aku melompat dan memeluk Kak Agun, “Ma kasih Kak Agun”. Nampaknya Kak Agun kaget juga, dia bahkan nyaris terjatuh di sofa.
“Nah…, karena kamu sudah menyelesaikan PR-mu, aku kasih hadiah” kata Kak Agun.
“Apa itu? Coklat?”, kataku.
“Bukan, tapi tutup mata dulu”, kata dia. Aku agak heran tapi mungkin akan surprise terpaksa aku menutup mata.
Tiba-tiba aku merasa kaget, karena bibirku rasanya seperti dilumat dan tubuhku terasa dipeluk erat-erat.
“Ugh…, ugh…”, kataku sambil berusaha menekan balik tubuh Kak Agun.
“Alit…, nggak apa-apa, hadiah ini karena Kak Agun sayang Alit”.
Rasanya aku tiba-tiba lemas sekali, belum sempat menjawab bibirku dilumat lagi. Kini aku diam saja, aku berusaha rileks, dan lama-lama aku mulai menikmatinya. Ciuman Kak Agun begitu lincah di bibirku membuat aku merasa terayun-ayun. Tangannya mulai memainkan rambutku, diusap lembut dan menggelitik kupingku. Aku jadi geli, tapi yang jelas saat itu aku merasa beda. Rasanya hati ini ada yang lain. Kembali Kak Agun mencium pipiku, kedua mataku, keningku dan berputar-putar di sekujur wajahku. Aku hanya bisa diam dan menikmati. Rasanya saat itu aku sudah mulai lain. Napasku satu persatu mulai memburu seiring detak jantungku yang terpacu. Kemudian aku diangkat dan aku sempat kaget!
“Kak Agun…, kuat juga”. Dia hanya tersenyum dan membopongku ke kamarku. Direbahkannya aku di atas ranjang dan Kak Agun mulai lagi menciumku. Saat itu perasaanku tidak karuan antara kepingin dan takut. Antara malu dan ragu. Ciuman Kak Agun terus menjalar hingga leherku. Tangannya mulai memainkan payudaraku. “Jangan…, jangan…, acch…, acch…”, aku berusaha menolak namun tak kuasa. Tangannya mulai menyingkap menembus ke kaos Snoopy yang kupakai. Jari-jemarinya menari-nari di atas perut, dan meluncur ke BH. Terampil jemarinya menerobos sela-sela BH dan menggelitik putingku. Saat itu aku benar-benar panas dingin, napasku memburu, suaraku rasanya hanya bisa berucap dan mendesis-desis “ss…, ss…”,. Tarian jemarinya membuatku terasa limbung, ketika dia memaksaku melepas baju, aku pun tak kuasa. Nyaris tubuhku kini tanpa busana. Hanya CD saja yang masih terpasang rapi. Kak Agun kembali beraksi, ciumannya semakin liar, dan jemarinya, telapak tangannya mengguncang-guncang payudaraku, aku benar-benar sudah hanyut. Aku mendesis-desis merasakan sesuatu yang nikmat. Aku mulai berani menjepit badannya dengan kakiku. Namun malahan membuatnya semakin liar. Tangan Kak Agun menelusup ke CD-ku.
Aku menjerit, “Jangan…, jangan…”, aku berusaha menarik diri. Tapi Kak Agun lebih kuat. Gesekan tangannya mengoyak-koyak helaian rambut kemaluanku yang tidak terlalu lebat. Dan tiba aku merasa nyaris terguncang, ketika dia menyentuh sesesuatu di “milikku”. Aku menggelinjang dan menahan napas, “Kak Agun…, ohh.., oh…”, aku benar-benar dibuatnya berputar-putar. Jemarinya memainkkan clit-ku. Diusap-usap, digesek-gesek dan akhirnya aku ditelanjangi. Aku hanya bisa pasrah saja. Tapi aku kaget ketika tiba-tiba dia berdiri dan penisnya telah berdiri tegang. Aku ngeri, dan takut. Permainan pun dilanjutkan lagi, saat itu aku benar-benar sudah tidak kuasa lagi, aku pasrah saja, aku benar-benar tidak membalas namun aku menikmatinya. Aku memang belum pernah merasakannya walau sebenarnya takut dan malu.
Tiba-tiba aku kaget ketika ada “sesuatu” yang mengganjal menusuk-nusuk milikku, “Uch…, uch…”, aku menjerit.
“Kak Agun, Jangan…, ach…, ch…, ss…, jangan”.
Ketika dia membuka lebar-lebar kakiku dia memaksakan miliknya dimasukkan. “Auuchh…”, aku menjerit.
“Achh!”, Terasa dunia ini berputar saking sakitnya. Aku benar-benar sakit, dan aku bisa merasakan ada sesuatu di dalam. Sesaat diam dan ketika mulai dinaik-turunkan aku menjerit lagi, “Auchh…, auchh…”. Walaupun rasanya (katanya) nikmat saat itu aku merasa sakit sekali. Kak Agun secara perlahan menarik “miliknya” keluar. Kemudian dia mengocok dan memuntahkan cairan putih.
Saat itu aku hanya terdiam dan termangu, setelah menikmati cumbuan aku merasakan sakit yang luar biasa. Betapa kagetnya aku ketika aku melihat sprei terbercak darah. Aku meringis dan menangis sesenggukan. Saat itu Kak Agun memelukku dan menghiburku, “Sudahlah Alit jangan menangis, hadiah ini akan menjadi kenang-kenangan buat kamu. Sebenarnya aku sayang sama kamu”.
Saat itu aku memang masih polos, masih SMP, namun pengetahuan seksku masih minim. Aku menikmati saja tapi ketika melihat darah kegadisanku di atas sprei, aku jadi bingung, takut, malu dan sedih. Aku sebenarnya sayang sama Kak Agun tapi…, (Ternyata akhirnya dia kawin dengan cewek lain karena “kecelakaan”). Sejak itu aku jadi benci…, benci…, bencii…, sama dia.
Cerita Dewasa 17 tahun, kumpulan cerita dewasa, cerita panas
Foto Telanjang Dada Dewi Persik
Foto Telanjang Dada Dewi Persik


In addition, Dewi Persik themselves do not deny that the existence of Dewi Persik Topless currently circulating on the Internet. Dewi Persik even admitted it like to pose a bit vulgar. “Indeed, I like photos like that, a photo with the position of hair covering my chest. Yes make it fun,“ said the woman rocking the owner saw it as giving information when contacted by reporters yesterday.
However, Dewi Persik not intend to publish these photos. He also apologize if there are parties who offended or disturbed by the photo. Dewi Persik it comes to topless photos, he was also leaking where an image toplessnya. Dewi Persik revealed that the photo was taken while he was filming a video clip in the office of Ahmad Dhani.
“Well you know, if in the makeup room, dressing room. Like in a baseball-baseball Topless. Goddard do not feel there is a problem with the photograph, that photograph my age still dimanajeri Mother Siska,“ said Goddard. “That’s when my photo is doing making a video clip in the Office of RCM. Indeed Dewi Persik Topless photos that belonged to a private,“ I honestly goddess.
Dewi Persik Telanjang – Ingin melihat gambar asli dari foto dewi persik topless yang sekarang lagi menjadi gosip artis paling hangat di Indonesia masuk kesini aja. Adanya foto Dewi Persik bugil tanpa sehelai benang pun hanya di tutupi dengan geraian rambut panjangnya lumayan membuat banyak orang kaget. Dewi persik telanjang, dewi persik bugil,dewi persik indonesia, telanjang, bugil dewi persik sexy
telanjang abg perawan story
telanjang abg perawan story

abg telanjang
The milk cover is essentially an outer termination goal of the milk ducts that lie beneath it cewek abg telanjang. The milk contour may possibly be acquaint with in equally gentleman and female babies at birth. But in males, this milk line disappears later, whereas in females due to the presence of the female resulting sex hormones love estrogen and progesterone, the milk specialty continues to develop foto telanjang abg. In some men, the milk field may not flee at birth due to hormonal imbalances. This is pardon? causes the condition of men having breasts, acknowledged medically as gynecomastia.
In the spot amid youth and puberty, the female breasts show identical minor development. They are obvious simply as mounds of flesh around the nipples. This is truly undeveloped breast tissue. while puberty sets in, the tissues begin their development abg perawan. This is seen as protuberances all-around nipples. The areolas and nipples show raised. Milk ducts in addition open to develop at this stage, but they bidding stay put nonfunctional in anticipation of the former pregnancy occurs
Cerita Seks Pengalaman Saat KKN Kampusku
Cerita Seks Pengalaman Saat KKN Kampusku
Cerita seks bugil ini merupaka pengalaman cerita seks saya yang perbah terjadi pada tempo dulu. Aku sengaja menulis karena aku pengen berbagi dengan teman sekalian yang suka membaca cerita sex. Pengalaman ini terjadi saat aku masih duduk dikapusku disalah satu kota MM yang tidak bisa aku sebutin. Ceritaku ini terjadi ketika aku melakukan tugas kampus yang biasanya disebut dengan KKN. Memang saat itu merupakan sebuah pengalaman KKN kampus yang tidak aku bisa akulupakan walaupun saat ini aku sudah memiliki suami. Inilah ceritanya semoga tambah manfaat saja yang masih muda.
Mentari pagi belum menunjukan sinarnya di ufuk timur tetapi para ayam telah berkokok dengan lantangnya seakan berusaha membangunkan setiap penghuni rumah. Begitu juga diriku yang terbangun mendengar kokok ayam yang begitu keras.
Aku memang terbiasa bangun sedikit lebih pagi. Hal ini aku lakuakn agar tidak mengantri untuk mandi pagi.
Aku melihat jam di dinding menujukan puku 04.30 WIB Aku berlalu mengambil handuk yang tergantung di jemuran depan teras rumah dan berjalan dengan sedikit sempoyongan (karena masih ngantuk) ke arah kamar mandi. Tidak berapa lama kemudian terdengarlah suara air yang menandakan aku sedang mandi.
Entah ada apa dengan diriku saat itu, aku merasa lemas, lesu, dan sedikit tidak semangat. Padahal hari ini jam 10.00 WIB aku harus berada di balai desa untuk men-demo-kan masakan hasil eksperimen-ku. Aku benar-benar tidak semangat. Mungkin karena selama beberapa hari ini aku harus mengforsir tenagaku untuk melayani para wanita yang ingin ML sama aku. Sehingga hari ini badanku benar-benar lemas.
Selesai mandi aku menuju ke dapur untuk membuat teh hangat dengan harapan aku akan merasa lebih baik setelah minum secangkir teh hangat.
Di dapur aku bertemu dengan Lina, “Hai Mich, kok lemes gitu. Kamu sakit ya?” Tanya Lina cemas.
“Nggak tau nih Lin. Badanku rasanya lemes banget”
“Kalau gitu kamu istirahat aja. Biar yang lain yang nyiapin bahan buat nanti dibawa ke balai desa”
“Nggak deh. Kalau nggak ada aku nanti yang lain nggak semangat, trus gagal deh acaranya. Sayangkan kalau sampai gagal”
“Michael, Michael, Kamu itu baik banget ya. Padahal belum tentu yang lain bakalan mikirin kamu, tapi kamu begitu perhatian sama anggota kelompok. Aku makin sayang sama kamu. Muuachh” jawab Lina sambil mencium bibirku.
“Thanks ya Lin”
“Ya udah kalau begitu aku bantuin”
Akhirnya kami berdua mempersiapkan segala kebutuhan yang diperlukan untuk demo di balai desa nanti siang.
Setelah semua kebutuhan telah dipersiapkan aku mengangkut semuanya ke dalam sebuah mobil pick-up salah satu warga. Tetapi setelah semua barang kebutuhan telah terangkut kepalaku terasa pening dan akhirnya aku jatuh pingsan.
Aku terbangun disebuah kamar yang cukup sempit tetapi cukup untuk istirahat. Aku berusaha kembali mengingat apa yang terjadi pada diriku. Ketika aku berusaha berpikir kembali pintu kamar tersebut dibuka oleh seseorang yang ternyata adalah Lina.
“Michael kamu sudah sadar? Ya ampun kamu itu bikin aku panik deh. Untung ada Andra dan yang lainnya yang angkat kamu ke sini.”
“Maaf Lin kalau aku buat kamu panik”
“Ya sudah. Gimana keadaanmu ? Usah agak baikan ?”
“Iya, udah agak baikan. Sepertinya hanya karena kurang istirahat aja”
“Oya acara demonya gimana? Aku mau kesana aja” Kataku teringat akan suatu event yang penting.
“Udah di tangani sama yang lain. Kamu tenang aja”
“Nggak bisa begitu. Aku ketuanya, jadi aku harus ada disana”
“Ya sudah, tapi biar aku antar ya. Aku khawatir kalau kamu kesana sendirian”
“Thanks ya Lin” jawabku sambil mencium pipinya.
“Kalau begitu aku mau ganti baju dulu. Kamu keluar dulu deh”
“Ngapain keluar. Aku disini kan nggak apa-apa. Masa kamu masih malu setelah apa yang selama ini kita lalui bersama”
Benar juga, ngapain aku malu toh Lina sudah sering liat aku telanjang.
Akhirnya aku langsung melepas pakaianku didepan Lina dan saat aku akan melepas celanaku, “Tunggu Mich, Biar aku yang melepas celanamu” minta Lina kepadaku. Lina pun dengan lembut menurunkan celana ku sambil mengusap Penisku dari luar celanaku. “Ooohhh….. Lina, apa yang kamu lakukan”
“Tenang aja Mich, aku Cuma ingin oralin kamu aja kok” jawab Lina dengan tenang dan melajutkan menurunkan celana dalamku. Setelah celana dalamku terlepas maka ,muncullah benda kegemaran para wanita. Penisku yang telah tegak berdiri tersaji didepan mata Lina. Tanpa menunggu perintahku, dijilatnya kepala penisku kemudian diciuminya batang penisku se sexy mungkin. Tatapan mata nakalnya kearahku benar-benar membuatku bergairah. “Aaahhh….. Lina, enak banget. Ooooohhhh…”
Mendengar desahanku Lina kemudian mulai mengocok penisku. Makin lama makin cepat kocokannya.”Terus Lin, Oooohhhh…..” Desahku kembali.
Lina mengkombinasi kocokan tangannya dengan kuluman mulutnya di kepala Penisku. Benar-benar kombinasi yang tiada duanya sampai akhirnya “Oooohhh….. Lin….. aku…. nggak kuat……Aaaaahhhh……” Croooott….. Crooott…. Aku orgasme didalam mulutnya. “Yummmy…. Spermamu emang yang paling enak Mich”
Aku langsung berganti pakaian dan kemudian pergi menuju ke balai desa dengan diantar pakai motor oleh Lina. Sesampainya disana aku disambut oleh beberapa teman-teman.
“Mich kalau masih sakit nggak usah datang. Kamu istirahat aja biar bagian ini kami yang kerja. selama ini kan kamu yang kerja. Sekarang giliran kami yang yang kerja” kata seorang anggota divisiku. “Thanks guys. Aku sudah nggak apa-apa kok. Aku yang memulai, maka harus kau juga yang mengakhiri. Aku nggak mau hanya tidur di base camp sedangkan teman-teman yang lain sedang kerja keras. Setidaknya aku harus tau bagaiman acara ini akan berakhir” jelasku.
Dan saat aku mulai masuk keruang pertemuan, sang MC langsung menyambutku.
“Para hadirin sekalian mari kita sambit, eh maaf mari kita sambut ketua divisi porduksi, Michael. Mari kita beri tepuk tangan atas kerja kerasnya dalam menciptakan makanan yang kita demo-kan pada hari ini” kata sang MC yang tak lain dalah ketua kelompokku si Andra. Sejenak tempat pertemuan tersebut menjadi riuh oleh tepuk tangan para warga desa yang datang. Aku yang mendapat tepuk tangan tersebut serasa seperti seorang presiden yang sedang berkunjung ke suatu daerah.
Selesai acara tersebut aku tidak ikut rombongan untuk kembali ke base camp untuk istirahat. Sebab aku harus memberikan laporan kepada Bapak Kades dan para staff-nya tentang acara demo kali ini dan mengundang Bapak Kades dan para staff untuk menghadiri acara pameran hasil para mahasiswa KKN se-universitas di sebuah pantai dekat dengan desa yang kami tempati. Setelah menyelesaikan semua laporan tersebut aku kambali pulang menuju base camp dengan berjalan kaki. Karena aku merasa aku sudah kembali sehat setelah melihat acara demo tersebut yang aku pikir berakhir dengan sukses dan memuaskan Sesampainya di base camp aku langsung menuju ke kamar tempat aku berbaring tadi yang terletak di sebelah dapur, aku melihat seorang gadis yang sangat aku rindukan sedang bercengkrama bersama para anggota lainnya. Dia adalah kekasihku Desy.
Begitu melihatku telah kembali, dia berlari kearahku dan langsung memelukku dengan erat. “Mas, aku kangen banget sama kamu” itulah kata pertama yang keluar dari mulut Desy.
“Aku juga kangen sama kamu, sayang” jawabku sambil balas memeluk tubuhnya dan langsung mencium keningnya. Tindakanku itu mendapat respon yang hebat dari teman-temanku. dengan bersorak ‘cuit…. cuit…. duh yang udah lama nggak ketemu langsung pelukan. nggak inget ya ada orang lain disini’. Hal itu aku tanggapi dengan senyuman. Aku sih nggak peduli apa yag orang lain katakan. Bagi ku kalau aku sudah bersama dengan orang yang aku sayangi dunia berasa milik berdua. Sedangkan yang lain cuma ngontrak.
Dibalik tawa canda teman-teman aku melihat Lina. Raut wajahnya seprtinya sedih tetapi sebisa mungkin dibuat tertawa. Aku merasa bersalah terhadap Lina. Aku nggak tau apa yang harus aku lakukan.
“Sudah sana kamu istirahat aja dulu ntar pingsan lagi” kata salah satu temanku.
Aku menarik tangan Desy masuk kedalam kamar yang ada di dapur tersebut dengan kembali diringi sorakan teman-teman.
Sesampainya didalam kamar aku tarik tangan Desy untuk ikut rebahan di kasur. Aku ciumi wajah Desy melampiaskan setiap kerindanku padanya. Begitu juga dengan Desy di berusaha melayani setiap cumbuanku dengan tak kalah nafsunya. Kami berdua sudah tak memperdulikan dimana kami saat ini. Yang pasti kami ingin melampiaskan segala kerinduan kami.
Aku buka seluruh pakaianku sehingga aku telah bugil di depan Desy.
“Aku bener-bener kangen dengan tubuh mas Micheal. Terutama penis yang satu ini” kata Desy sambil mulai mengelus-elus penis-ku dengan sangat lembut.
Sambil Desy mulai mengocok penisku, aku mulai membuka pakaiannya. Dan terkejutlah diriku ketika mengetahui bahwa Desy tidak memakai Bra dan CD.
“Kenapa, mas kaget ya. Aku memang tadi nggak pake daleman. Soalnya aku sudah kepingin banget ML sama mas Michael”
Aku rebahkan diriku disamping Desy, sedangkan Desy mulai menindihku dan memutar tubuhnya jadi membelakangiku sehingga kini kami dalam posisi 69.
Desy mulai mengulum kepala Penisku sedangkan aku mulai menjilati bibir Vaginanya.
“Mmmmhhh…..Hhhmmm…..” suara desahan Desy mulai terdengar.
“Uuuhhh… yeah…. Mmmmhhh…..” Desah ku tak kalah nikmatnya. Semakin lama aku merasakan kuluman Desy pada Penisku begitu cepat dan sedotan pada Penisku pun semakin lama semakin kencang. Aku yang tak mau kalah dengan Desy, memasukan 2 jariku (jari telunjun dan jari tengah) kedalam Vagina Desy yang sudah mulai basah sedangkan jempolku mempermainkan clit-nya.
“Aaaaahhhh……. Enak Mas, Uuuuhhhh….. Aaaaahhhh…..” jerit Desy yang sekejap melepaskan Penisku dan langsung berteriak dengan keras merasakan kenikmatan yang dirasakannya. Kami tidak lagi menghiraukan apakah teriakan dan desahan kami terdengar oleh anggota kelompok yang lain. Yang kami inginkan adalah menikmati setiap kenikmatan yang kami ciptakan.
Semakin lama kami semakin liar, saling merangsang daerah sensitif kami berdua. Desy dengan kuluman dan sedotannya pada Penisku dan aku dengan permainan jari dan lidahku pada Vaginanya. Sampai kurang lebih 5 menit kemudian, “Aaahhh…. Desy…. Aku….. Keluar…… Aaaaahhhh……”
“Hhhmmmm….. Oohhhmmm….” Balas Desy dan akhirnya Croooottt….. Croott…. Crrooot…. Spermaku meluncur deras ke dalam mulut Desy. Sementara tanganku juga merasakan sesuatu yang hangat yang mengalir deras dari dalam Vagina Desy. Ternyata dia juga telah mencapai orgasmenya. Aku tak ingin menyia-nyiakan cairan yang keluar dari vagina Desy. Akuberusaha menampung semua cairan yang keluar dari Vaginanya dan meminumnya. Rasanya benar-benar sulit dijelaskan. Tapi yang pasti aku suka. Setelah itu aku jilati Vaginya untuk membersihkan vaginanya dari sisa orgasmenya.
Desy juga melakukan hal yang sama seperti apa yang aku lakukan. Dia meminum spermaku dan menjilati setiap bagian Penisku hingga bersih.
Setelah bersih kami beciuman sambil rebahan di kasur.
“Selama di rumah aku nggak bisa tidur mas. Aku selalu memikirkan Mas Michael. Aku merasa jahat banget kepada mas Michael karena ninggalin mas Michael sendirian disini. Maafin Desy ya mas” kata Desy membuka percakapan.
“Sudahlah nggak usah dipikirin. Lagian kamu pulang kan karena ortu-mu juga kangen sama kamu. Memang sih aku agak kesepian, tetapi sekarang kamu kan sudah ada disampingku lagi.” Jawabku.
“Terima kasih ya mas. Aku cinta dan sayang banget sama Mas”
“Aku juga sayang sama kamu Desy”
“Kalau gitu, sekarang mas buktiin sayang mas sama Desy. Desy udah kepingin di entot sama Penis Mas”
Tanpa menunggu permintaan kedua aku menindih tubuh Desy dan mencium bibirnya dan merambat ke pipi, belakang tellinganya, turun ke lehernya dan terakhir ke bahunya
“Mmmmhhh….. Aaauuuuwwww…… Geli mas”
“Tapi enakkan”
“Enak banget mas. Terusin dong.”
Aku kembali menciumi lehernya dan turun ke payudaraya yang ranum. Aku kulum payudara sebelah kirinya dengan sesekali aku jilat dan gigit lembut putting payudaranya sementara payudara sebelah kanannya aku remas lembut secara bergantian.
“Oooouuuhh…. Nikmat mas. Aaaaahhhh….. Terus……. Aaaahhh……. Yeeeesss…..”
Mendenngar desahan Desy membuat nafsuku meninggi. Aku pinahkan tanganku yang tadinya meremas payudaranya kini terus menuju kearah vagiannya. Dan ketika sampai di Vaginanya aku masukan kembali jari tengah dan jari jari telunjukku ke dalam vaginanya.
“Uuuuhhhhhh….. Mas…… Nikmat banget……. Oooohhhh…..” desah Desy.
Tangan Desy tidak mau tinggal diam. Tangannya mulai mencari Penisku dan segera mengocoknya dengan penuh nafsu. Kadang Penisku diremas ketika jariku menyentuh titik rangsangnya.
“Mas aku sudah nggak tahan nih. Entotin aku ya mas. Aku pingin ngerasain Penis mas di Vaginaku”
Aku memposisikan Penisku di depan Vaginanya dan mulai menekan masuk kedalam Vaginanya. “Aaaaahhh….. Mas….. Enaaaakkk…. Aaaaahhhh….. genjot sekarang mas, Oooohhhhh….. Entotin Desy mas……. Ohhhh…. Yeeahh….. Mmmhh…terus….. puasin desy mas….. Aaaaahhh…..” jerit Desy membahana ke seluruh ruang.
Aku semakin bersemangat mendengar desahan desy yang seakan mamotifasiku untuk terus menggerakkan pinggulku makin lama makin cepat. Kurang elbih 15 menit kemudian, “Oooohhh…. Desyyy…. Aku…. Keluar…..Aaaahhhh……”
“Aku…. Juga…. Mas….. Aaaahhh……” Croott….. Croottt….. Crooottt…. Kami orgasme secara bersamaan.
“Wow…… Enak banget sayang”
“Iya bener-bener nikmat banget” sahutku.
Setelah nafas kami mereda dan mulai terkontrol kembali, aku merebahkan diriku disamping Desy. Benar-benar suatu kenikmatan yang tak tertandingi. Aku benar-benar puas. Dam beberapa saat kemudian kami telah tertidur dengan pulas dengan bertelanjang tanpa ada kain yang menutupi badan kami berdua.
Aku terbangun saat waktu telah menunjukan jam 17.00 WIB. Aku melihat Desy yang tidur dengan wajah penuh kebahagian. Harus aku akui bahwa walaupun aku telah ML dengan wanita laim tetapi aku tetap rindu akan kehangatan tubuh Desy. Mungkin karena aku telah merasakan keperawanannya ? atau inikah yang dinamakan cinta yang sesungguhnya ? Yang pasti aku selalu merindukannya setiap waktu.
Aku belay rambut Desy yang sepanjang bahu. “Benar-benar cantik gadis satu ini. Membuat setiap laki-laki menginginkan dirinya” kataku dalam hati.
Perlahan mata Desy mulai terbuka dan dia tersenyum ketika mendapati aku sedang menatap dirinya.
“Iiihhh…. Kok ngeliatin aku seperti itu sih”
“Nggak, aku cuma heran, kok kamu bisa cantik seprti ini sih”
“Pingin tau rahasianya ?”
“Apa rahasanya ?” tanyaku penasaran
“Rahasianya adalah banyak ML dan sering dapet cairan Penis dari orang yang kita cintai tipa hari. Hehehehe….”
“Dasar kamu ini suka godain aku ya” jawabku sambil menggelitiki pinggangnya.
“Hahaha….. udah dong mas geli tau”
“Habis kamu juga sih. Godain aku terus”
“Iya maaf deh” kata Desy “ Rahasianya aku bisa cantik begini itu ya karena mas Michael. Entah kenapa aku kalau berada didekat mas Michael merasa nyaman banget. Serasa jatuh cinta tiap hari” jelas Desy sambil merapatkan pelukannya di tubuhku.
“Desy, mandi yuk. Sudah sore nih. Nggak enak sama teman-teman” ajakku.
“Yuk” jawab desy
Kami kembali berpakaian dan keluar kamar. Ketika keluar dari kamar, kami disambut kembali oleh sorakan teman-teman. ‘Wah…. Yang baru aja bulan madu udah keluar. Nggak kurang lama nih’ goda beberapa teman kami. Aku dan Desy yang tidak menyangka akan disoraki seperti itu langsung memerah wajahnya dan langsung menuju ke kamar mandi. Dan sejak saat itu kami sudah dikenal sebagai sepasang kekasih
Malam hari aku kembali dapat jatah ronda lagi. Tapi kali ini aku nggak sendirian, aku di temani oleh Andra ketua kelompokku. Tetapi beberapa saat kemudian aku merasa perutku sakit banget dan aku minta supaya Angga jalan duluan.
Aku kembali kebase camp buat PUP. Setelah selesai aku jalan ke depan base camp. Aku melewati ruang tamu yang menjadi temapat istirahat anggota kelompok. Aku sempat melihat Desy yang sepertinya sudah tertidur pulas. Sepertinya dia capek banget setelah menempuh perjalanan panjang dari Surabaya ke sini plus sampai sini bukannya istirahat malah ngelayani nafsuku. Benar-benar wanita yang hebat.
Aku kembali melangkahkan kaiku kearah keluar base camp. Di depan pintu base camp aku bertemu dengan Lina. Lina tersenyum kepadaku.
“Kok kamu masih diluar sih Lin. Ntar masuk angin loh”
“Mich, aku mau ngomong sesuatu sama kamu. Tapi aku nggak mau ngomong disini. Takut nanti teman-teman salah paham sama kamu”
“Terus kamu mau ngomong dimana?”
“Aku mau ngomong sambil kita keluar naik motor aja gimana ?”
“Oke. Aku ambil motor dulu ya” jawabku dan langsung menuju ke tempat parkir motor.
Beberapa saat kemudian kami telah bermotor ria ke arak kota. Dalam perjalanan aku menanyakan kembali tentang apa yang ingin diomongkan.
“Lin, emang kamu mau ngomong apa sih ?”
“Mich, aku sudah ngomong ke Desy tentang hubungan kita”
“Apa !!!”
“Aku sudah bilang ke Desy kalau hubungan kita lebih dari sekedar teman”
“Emangnya kapan kamu mengatakan itu ke Desy”
“Tadi waktu makan malam. Kenapa ? Emangnya kamu takut ya”
“Aku nggak takut. Rencananya aku memang mau ngomongin hal itu besok kok” jawabku berusaha berbohong. Emang benar apa yang dikatakan Lina. Aku nggak berani mengatakan hubunganku dengan Lina kepada Desy. Sebab aku takut dia akan tersakiti kembali seperti dulu lagi.
“Trus gimana tanggapan Desy ?” tanyaku penasaran.
“Dia diam aja tuh”
Aku merasa bersalah terhadap Desy. Aku ternyata tidak lebih baik daripada mantan pacarnya dahulu.
“Mich, kalau semisal kamu harus memilih diantara aku dan Desy, siapa yang akan kamu pilih ?” Tanya Lina kepadaku
“Aku nggak tau Lin. Kalian berdua memiliki kelebihan dan kekurangan. Terus terang aku nggak bisa memilih salah satu dari kalian. Aku tau itu bukanlah sikap gentlemen, tetapi aku ingin kalian berdua jadi pacarku”
“Ya sudah. Kalau begitu kamu sekarang ikut aku ya. Kita pergi ke arah wisata air terjun yuk”
Aku yang masih dalam keadaan bingung bagaimana menjelaskan permasalahan ini kepada Desy, mengikuti aja arah yang diberikan oleh Lina. Aku memacu motorku kearah yang diinginkan Lina dan sampailah aku disebuah hotel bintang 3.
“Lina, ngapain kita disini”
“Mich aku ingin ngerasain kebersamaan kita untuk terakhir kalinya. Setelah ini, kalau memang kamu harus memilih Desy, aku ikhlas ngelepas kamu. Dan memang semuanya itu terjadi karena kesalahanku yang mendesak kamu untuk ML sama aku. Please Mich kabulkan permintaanku”
Aku tidak dapat lagi menolak keinginan Lina.
Sesaat kemudian kami berdua telah berada disebuah kamar hotel yang indah. Aku melepas pakaianku semua dan Lina juga melepas pakaiannya hingga kami berdua telah dalam kondisi telanjang bulat. Aku memeluk tubuh telenjang Lina dari belakang sambil menciumi lehernya dengan penuh perasaan dan nafsu. “Oooohhh….. yeeaahh….. Like that honey…… Uuuuuhhhh….. Mmmmhhhh……” erang lina yang semakin membakar girahku. Ciumanku beralih ke balik balik belakang telinganya dan merambat turun ke lehernya. Lina semakin menggelinjang berusaha melampiaskan kenikmatan yang dirasakan.
Aku turunkan ciumanku kearah dua payudaranya. Aku cium dan remas payudaranya dengan lembut dan sesekali aku meminkan putingnya dengan lidahku. Kadang aku sentil dan kadang kala aku jilat melingkari putingnya.
“Mmmmhhhh…… Michael…… fuck me now honey…… I want your cock in my pussy….. Please….. Fuck me now…..Ooooohhh…..”
Aku memposisikan diriku terlentang di kasur sedangkan Lina merangkak menuju tubuhku. Setelah dirasa pas, maka ditindihnya tubuhku. Tangannya mencari penisku yang telahberdiri tegak siap melaksanakan tugasnya. Setelah mendapatkan penisku, dituntunnya penisku ke arah vaginanya. Setelah dirasa sudah berada pada jalur yang tepat, diturunkan pantatnya, sehingga penisku yang tegak hilang ditelan vaginanya. “Aaaaahhhh……” jerit kami bersamaan ketika merasakan kenikmatan akibat pergesekan kulit kedua alat kelamin kami. Benar-benar sensasi yang luar biasa.
Inilah kelebihan dari Lina. Walaupun aku sudah sering bercinta dengan dia tetapi rasanya ada sesuatu yang baru yang aku rasakan. Sesuatu sensasi kenikmatan seksual yang tak pernah sama setiap kali ML dengan dia.
Beberapa menit kemudian Lina mulai menggerakkan pinggulnya memutar, sehingga membuat penisku serasa dipuntir-puntir. “Uuuuhhhh….. Lina….. Terus sayang….. kamu memang hebat….. Oooohhh…. Yeah…… Aaaahhh…..”
Semakin lama gerakan pinggul Lina mekain cepat dan tidak beraturan. Kadang memutar, kadang naik turun, kadang juga maju-mundur kiri-kanan. “Uuuuuhhhh……. Sssshhhhh…… Aaaaahhhh…… Mich……. Aku……. Keluaaaaar……. Aaaahhh…..” jerit Lina ketika mendapatkan orgasmenya yang pertama. Aku yang belum mendapatkan orgasmeku membalik tubuh Lina dan menunggingkannya, sehingga kini pantat Lina yang montok menghadap ke arahku. Tanpa peringatan, langsung aku tusuk vaginanya dari belakang. “Aaaaahhhhh…… Mich….. Pelan-pelan….. Ooouuuhhhh…..” jerit Lina terkejut akibat tusukanku yang mendadak.
Aku memompa vagina Lina dengan semangat ’45. maju-mundur, kadang aku gerakan memutar sehingga serasa penisku menjelajahi setiap bagian vaginanya.
“Oooouuuuwwww….. Yeeeaah….. Mich….. I like that….. Yeeeeaaahh….. Fuck me honey…. Uuuuhhh….. Im your bitch now….. Mmmmmhhhhh…… Harder….. harder…. Yeaaaaahhh…… oooohhhh….. Fuck……..Aaaahhhh….” jerit Lina dengan kata-kata yang mulai nggak jelas.
“Oooohhhh…… Lina….. enak kan sayang…..Uuuuuhhhh……..”
“Iya Mich……. Enak banget……. I like your cock in my pussy……. Lebih cepat lagi sayang……. Oooohhhh…..”
Setelah kurang lebih 10 menit kemudian Lina menjerit “ Miiiicchh….. I’m coming….. Aaaaahhhh…….”
Lina mencapai puncak orgasme kembali.
“Wow kamu hebat sayang. Aku sudah dua kali orgasme tapi kamu masih belum” Puji Lina.
Aku menyodorkan penis ku ke muka Lina. Dan tanpa diminta Lina sudah tau apa yang aku inginkan. Di lahapnya penisku dengan penuh nafsu yang membara. Disedotnya kuat-kuat penisku sampai aku merem-melek merasakan kenikmatan. Dengan kecepatan penuh tangan serta mulutnya mengulum serta mengocok penisku sampai akhirnya “Linaaaa…. Aku….. Keluaaaarrrrr……. Aaaaahhhh……..” croooott….. croootttt…….. crooooot. Spermaku berhamburan kedalam mulutnya.
“Oooohhh…. Enak banget. Terima kasih sayang “
“ Mich istirahat sebentar ya, nanti aku minta lagi”
“Terserah kamu sayang”
Aku merebahkan diriku disamping kanan Lina. Aku membelai rambutnya dan mengecup keningnya. Rasanya aku benar-benar jatuh cinta kepadanya.
Setelah beristirahat kurang lebih 10 menit, tangan Lina mulai memegang penisku dan mengocoknya. “Aaaaahhhh……” erangku merasakan kenikmatan akibat tangan Lina.
Aku mencium bibir Lina, sedangkan tanganku langsung bekerja kearah payudara dan vaginanya. Penisku yang tadinya sedikit lemas, kembali tegak berdiri.
“Kamu benar-benar hebat ya Mich. Penismu benar-benar membuat aku ketagihan” puji Lina. Kemudian Lina mulai mengulum penisku dengan sangat erotis. Pertama dia kulum kepala penisku dengan gerakan naik turun sementara lidahnya bergerak melingkar di seluruh permukaan kepala penisku dan tak lupa sedotannya yang kuat sehingga membuat benar-benar serasa melayang ke surga kenikmatan dunia. Setelah puas dengan kepala penisku, mulutnya turun menguluim seluruh batang penisku sampai aku merasakan penisku menyentuh tenggorokannya. Sementara itu tanganku memegang kepalanya dan membantu untuk menggerakan kepalanya maju mundur sambil tidak lupa aku remas rambutnya setiap penis ku menghantam tenggorokannya. Benar-benar membuatku tak tahan menahan gairah. Sekitar 3 menit mkemudian aku merasakan akan mencapai orgasme. Tetapi aku tak akan membiarkan hal itu terjadi. Segera aku tarik kepala Lina, sehingga penisku keluar dari mulutnya. Aku baringkan Lina di ranjang sementara kepalaku langsung mengarah kearah vaginanya.
Aku buka kedua pahanya dan aku turunkan kepalaku dan mulai menjilat vaginannya juga clitnya.
“Mmmmhhh….Sssshhh…… Ooooouuuwwww…… enak Mich. Hhhhhmmmm…… Yeeeaaahh….. Aaaahhh…..” Erang Lina merasakan kenikmatan.
Aku memasukan 2 jari ku ke dalam vagina Lina dan mulai menggerakkannya keluar masuk vagina Lina.
“Oooouuuuwwww…… Yeeeaahh……. Shiiiit…… It’s feel so good…….. Oooohhhhhh…… Miiiiich…… masukan penismu sekarang…… Uuuuuhhhhh….. jangan siksa aku lagi Mich……. Please……. Take your cock inside my pussy now…….” Jerit Lina semakin menjadi.
Aku memposisikan penis berada tepat di depan lubang vaginanya dan mulai memasukannya sedikit demi sedikit ke dalam vaginanya. “Oooohhhh……” erang kami berdua.
Aku mulai mengagahinya dengan kecepatan tinggi. Hal ini membuat Lina mengerang-erang nikmat “ Oooohhh… yeeaah…. Fuck me harder….. harder….. Yeeaaahh…. I like your cock……Aaaahhh……”
Setelah kurang lebih 10 menit, aku angkat tubuh Lina, sehingga kini Lina dalam posisi berada di pangkuanku.
Lina mulai mnggerakkan pinggulnya naik turun, kadang berputar yang membuatku tak dapat menahan gelombang orgasme yang telah menunggu diujung penis untuk segera diluncurkan keluar.
“Linaaaa….. Aku… keluar….. Aaaaahhhh…..”
“Aku….. Juga….. Sayang……. Aaaahhhh…..” Croooott……crooooott….. crooooot…..
Bersamaan kami mengeluarkan cairan orgasme dan sama-sama terkulai lemas di ranjang hotel.
Kembali kami beristirahat dan beberapa saat kemudian kembali kami memacu nafsu kami bersama mencapai puncak kepuasan hingga tak terasa waktu telah menunjukan jam 02.00 WIB. Dan kami Check out dari penginapan tersebut untuk kembali ke base camp.
Siang hari yang tenang, karena aku tidak ada kegiatan hari ini. Sebab semua rencana untuk KKN telah selesai. Hanya tinggal menyiapkan hasil olahan yang akan dipamerkan pada besok pagi di sebuah pantai dekat desa KKN. Disana semua hasil olahan makanan ataupun teknologi yang diadakan kampus akan dilombakan.
Aku yang tidak biasanya bangun siang langsung mendapatkan sambutan tepuk tangan dari teman-teman. “Wah……. nggak biasanya nih bangun siang. Pasti hari ini nanti hujan deras deh” begitu ledek beberapa temanku.
Mau bagaimana lagi aku baru tidur jam 4 pagi setelah ngberonda dihotel dengan Lina. Dan sekarang sudah jam 11.00 WIB. Aku melangkah ke kamar mandi untuk segera mandi dan berbelanja beberapa kebutuhan kelompok. Sesampainya di dapur — sesaat akan menuju kamar mandi — aku bertemu dengan Desy. Aku mendekatinya sambil menyapanya, “Met siang sayang” sapaku sambil mencium pipinya. Desy hany tersenyum kepadaku kemudian berlalu dari hadapanku dan keluar dari dapur. Ada apa dengan Desy, nggak biasanya dia lesu begitu. Sesaat aku ingat tentang apa yang dikatakan Lina kepadaku tentang apa yang diakatakannya kepada desy tentang hubungan kami. Aku bisa mengerti kekusutan wajah Desy hari ini, dan aku nggak mungkin lari lagi. Aku harus menjelaskannya kepada Desy. Aku buru-burur mandi agar badanku segar dan langsung menemui Desy.
“Desy kamu bisa ikut aku sebentar ke kota. Aku mau belanja dan ada yang ingin aku katakan sama kamu”
Desy hanya menjawab dengan anggukan lemah
Kami berangkat kearah kota, tetapi aku mengarahkan motorku kearah deretan hotel dan losmen dekat obyek wisata.
Aku langsung check in dan Desy hanya diam saja. Aku merasa bersalah dengan dia dan hari ini aku ingin menjelaskan semuanya kepada dia.
Sesampainya di kamar hotel tersebut aku mulai membuka pembicaraan.
“Desy ada yang ingin aku katakana ke kamu”
“Nggak usah dikatakan juga aku sudah tau” jawan desy
Aku sangat terkejut mendengar jawabannya tersebut. Tetapi aku tetap ingin menjelaskan kepadanya.
“Walaupun kamu sudah tau, tetapi aku ingin menjelaskan…”
“Nggak perlu kok. Aku tau kalau mas Michael lebih memilih Lina. Soalnya dia kan Cantik, sexy, lebh pengalaman dari aku. Mas Michael pasti lebih merasa puas ML sama Lina”
Aku yang mendengar penjelasannya jadi bengong sendiri. Nggak mengerti apa yang dia bicarakan
“Tunggu dulu Desy. Aku nggak mau ngomong begitu kok. Terus terang apa yang kamu katakana itu benar. Lina itu cantik, sexy, lebih pengalaman. Tetapi kamu juga mempunyai kelebihan yang aku sukai. Aku mau mengatakan aku belum bisa memilih diantara kalian. Kalian adalah wanita yang aku cintai. Lina adalah Wanita pertama yang memperkenalkan aku kepada kenikmatan sex, sedangkan kamu adalah wanita yang membangkitkan kepercayaan diriku akan hubungan sex. Kalian berdua sangat berarti bagiku. Aku tau itu adalah sikap yang tidak gentle, tetapi terus terang aja aku tidak tau bagaiman jadinya jika salah satu dari kalian tidak ada disisiku.”
Desy hanya diam mendengar penjelasanku.
“Aku mencintaimu Desy. Sangat mencintaimu” sambungku kemudian. Aku menegcup pipi dan dahinya dengan lembut. Aku tarik kepalanya kedalam pelukanku. Sesaat aku merasakan dadaku mulai basah dan saat aku periksa, aku melihat air mata keluar dari kedua bola mata Desy.
“Maafin aku Desy. Aku nggak bermaksud untuk melukaimu. Aku benar-benar merasa malu akan diriku sendiri yang tidak bisa menahan nafsuku”
“Desy juga mas. Seandainya Desy lebih perhatian ke mas Michael, mungkin mas nggak akan seperti ini”
Aku semakin terhanyut akan keharuan ini. Dan tanpa sadar aku telah mencium bibir Desy dengan lembut.
Desy menyambut ciumanku dengan tak kalah romantisnya.
Semakin lama semakim kami larut dalam ciuman yang hangat dan engan penuh kasih sayang. Aku mulai meraba payudara Desy yang masih terhalang kaosnya. Desy membalas dengan mulai mengusap penisku dari balik celanaku.
Sesaat kemudian —- entah siapa yang memulai —- kami kini dalam kondisi telanjang tanpa ada kain yang menutupi tubuh kami.
Aku semakin bernafsu setelah melihat tubuh Desy yang menggairahkan tersebut. Aku ciumi bibir, pipi, balik telinga,dan leher jenjangnya.
“Mmmmmhh……. Mas nikmat banget” Erang Desy
Aku melanjutkan eksplorasi lidahku kearah payudaranya yang ranum. Aku ciumi payudaranya hingga meninggalkan bekas merah di kedua payudaranya. Putingnya aku mainkan dengan jarei-jariku dan juga lidahku. Aku punter putingnya seperti mencari gelombang radio, kadang-kadang aku tarik. Sementara dengan mulutku aku mulai kecupi putingnya dan aku jilati pula putingnya dengan lidahku mengitari putingnya.
“Aaaaahhh…… Uuuuuhhhh……Sssshhhh…… Aaaaaahhh……” erang Desy membahana ke seluruh ruang.
Aku yang sudah horny langsung mengarahkan penisku kea rah mulutnya sedangkan kini mulutku berada di belahan vaginanya. Kami saling merangsang alat kelamin kami dengan sangat bernafsu. Desy memasukan penisku jauh kedalam mulutnya. Bahkan aku merasa kalau batang penisku menyentuh dinding tenggorokannya. Sedangkan aku juga memasukan jari tengah dan jari telunjukku jauh kedalam vagina hingga sampai jariku hilang ditelan vaginannya. “Mas….. entot aku sekarang mas…. Uuuuhhhh…. Aku ingin penis mas Michael….. Aaaaahhhh…….”
Aku tidak perlu menunggu permintaan keduanya. Langsung aku balikan badannya sehingga Desy berada diatas tubuhku. Diarahkannya vaginanya tepat diatas penisku. Setelah dirasa pas, Desy menurunkan pantatnya sehingga penisku menhujam vaginannya jauh keedalam vaginanya. Digerakkan pantatnya naik-turun, maju-mundur. Terkadang memutar.
“Oooohhh…… Sayang…… Enak sayang…… Aaaaahhh……” erangku merasakan kenikmatan yang tiada duanya.
Semakin lama gerakan Desy semakin cepat dan tak terkencali lagi yang membuatku tidak tahan menahan orgasmeku. Dan setelah kurang lebih 15 menit kemudian, “Desy….. aku…. Mau…. Keluaaaarrrr……Aaaaahhhh……”
“Aku….. juga….. mas….. Aaaaahhhh…….” Crooott…… croooot….. crrooooottt…..
Kami orgasme bersamaan. Kami berpelukan dengan eratnya seakan kami tidak ingin berpisah. Setelah kami dapat mengatur nafas kami berdua kami berpakaian kembali dan segera check out untuk segera mebeli keperluan kelompok dan kembali ke base camp….
Sesampainya di base camp. Aku mulai sibuk menyioapkan bahan-bahan yang akan diolah untuk persiapan besok pagi. Selama berada di base camp, hubunganku dengan kedua gadis yang aku cintai biasa saja. Bahkan mereka cenderung berusaha menghindari diriku. Hal ini bias aku terima karena aku sadar bahwa mungkin mereka menganggap aku adalah laki-laki brengsek. Laki-laki yang mau tidur dengan cewek mana aja.
Malam hari aku lalui dengan kesedihan dan penyesalan yang mendalam. Benar-benar malam yang sunyi dan sepi. Sesunyi dan sesepi hidupku.
Sang fajar telah bangkit diufuk timur menandakan hari telah pagi beranjak siang. Pukul 08.00 WIB kami sekelompok sudah berada disebuah mobil pick up bak terbuka, untuk menuju kesebuah pantai dekat dengan desa kami KKN. Sepanjang perjalanan aku hanya berdiam diri sementara banyak teman-teman bercanda bersama begitu juga Desy dan Lina. Mereka tampak berbaur dengan teman-teman yang lain. Walaupun aku tau bahwa hati mereka sedang sedih. Andra sang ketua kelompok yang menyadari keadaanku yang tidak biasa tersebut menghampiriku dan duduk di sebelahku.
“Kamu kenapa Mich? Kok kayaknya kurang bersemangat begitu. Kurang dapat jatah dari desy ya. Sabar aja MIch. Setelah acara ini kau boleh ngelampiasin semua ke Desy. Oke”
goda Andra berusaha menghiburku. Aku hanya menanggapinya dengan senyuman.
Sesampai di pantai kami langsung menggelar hasil olahan kami ditempat yang telah disediakan oleh panitia. Setelah menggelar hasil olahan kami, aku langsung memisahkan diri dari rombongan untuk menuju ke sebuah tempat yang sedikit jauh dari tempat acara.
Entah apa yang terjadi dengan diriku. Hari ini aku begitu malas untuk mengikuti semua rangkaian acara yang sudah dipersiapkan oleh panitia.
Aku cendurung lebih baik menyendiri seperti yang aku lakukan saat ini. Apakah aku patah hati? Mungkin juga. Semua wanita yang aku cintai telah menjauhiku. Hati ini benar-benar terasa hampa dan tanpa sadar aku tertidur di bawah pohon kelapa. Sampai kau tersadar ketika HP-ku berbunyi. Telpon dari Andra yang sedang mencariku yang memberitaukanku bahwa kelompok mau pulang karena acaranya sudah selesai. Aku berlari menuju mobil yang kami sewa tersebut karena takut di tinggal. Sesampainya di aku disambut oleh kelompok dengan penuh suka cita, sebab ternyata hasil olahan ku mendapat JUARA II. Aku yang sedari tadi sedikit murung menjadi senang dan bahagia mendengar berita itu.
Sesampainya dibase camp aku langsung menggelar syukuran bersama dengan bapak-ibu pemilik rumah sebagai tanda terima kasih karena sudah diperbolehkan menggunakan dapurnya selama ini. Setelah acara syukuran, aku mulai berkeliling ke warga sekitar base camp untuk memberikan kue syukuran. Tetapi ditengah jalan HP-ku berbunyi. Dan ketika aku lihat, ternyata SMS dari Desy. ‘Mas aku tunggu di hotel, tempat kita terakhir bertemu sekarang. Ada hal penting yang ingin aku bicarakan menyangkut hubungan kita’ demikian SMS dari Desy. Aku langsung meminta ijin kepada Andra untuk pergi keluar karena ada keperluan dan Andra mengijinkan. Aku segera mengambil sepeda pancal milik bapak pemilik rumah menuju ke hotel yang dikatakan oleh Desy. Dengan berbgai macam pikiran. Apa yang mau dikatakn Desy. Dia maafin aku atau dia malah mau minta putus.
Pukul 15.30 WIB. Aku telah sampai di depan hotel yang dikatakan Desy. Dan saat aku masuk kedalam loby, aku menemukan Desy sedang duduk disebuah sofa sambil membaca majalah.
“Hai Desy. Ada apa?”
“Eh, mas sudah sampai “ jawabnya datar.
“Aku ada yang mau aku omongin, tapi nggak bisa disini. Aku tadi sudah check in. Sekarang kita ke kamar yuk” Ajak Des. Aku yang masih penasaran mengikutinya ke sebuah kamar yang telah dipesan oleh Desy. Dan saat aku membuka pintu kamar dan masuk kedalam, aku terkejut karena di dalam kamar tersebut aku melihat Lina yang sedang menonton TV sambil berbaring di ranjang.
“Apa maksud dari Desy ini? Ini kah saatnya aku harus memilih satu dari kedua gadis ini? Aku belum siap. Sungguh-sungguh belum siap” Batinku.
“Mas kalau semisal harus memilih satu diantara kami, mana yang mas pilih? Kami akan menerima keputusan mas apa adanya”
“Desy, Lina, terus terang aku sulit jika harus memilih satu diantara kalian berdua. Kalian berdua adalah gadis yang memberikan kehidupan baru bagiku. Aku tidak bias memilih satu diantara kalian. Sebab jika kau memilih salah satu dari kalian, maka aku kan merasa bersalah dengan yang satunya. Dan aku tidak ingin menjalin hubungan dengan wanita dimana akau masih merasa bersalah terhadap wanita lain. Tapi jika kalian mendesak maka aku memilih untuk tidak memilih siapapun dan aku akan kembali ke base camp sekarang juga.” Jelasku kepada kedua gadis yang aku cintai ini.
“Jadi kamu nggak akan memilih salah satu dari kami?” Tanya Lina.
“Iya, itu kalau kalian mendesak aku untuk memilih”
“Kalau kami tidak mendesak. Apa yang kau lakukan?” Tanya Lina kembali
“Aku nggak tau”
“Aku tau apa yang harus mas Michael lakukan” potong Desy. “Mas Michael harus bisa puasin kami berdua di ranjang ” sambung Desy dengan wajah tersenyum kearahku.
Aku yang mendengar perkataan Desy terkejut. “Maksud kamu…”
“Kami sudah bicara masalah ini Mich. Sebenarnya sudah lama banget. Sudah sebelum Desy pulang ke Surabaya”
“Ya kami memutuskan untuk menjadi pacar Mas Michael asal mas Michael bisa adil terhadap kami berdua” jelas Desy
“Jadi kalian sudah memutuskan itu jauh-jauh sebelumnya ?” tanyaku heran
“Iya Mich, maaf ya kalau kami udah ngerjain kamu selama ini”
“Iya mas, maafin kami ya. Kami kemarin itu cuma acting buat nguji seberapa besar cintanya mas Michael ke kami berdua. Dan ternyata mas Michael benar-benar sayang dan cinta kami berdua”
Aku hanya tertawa mendengar penjelasan mereaka. ‘Sialan kena deh dikerjain’
“Kalian ini memang kurang ajar ya. Berani-berani ngerjain aku. Kalian harus dihukum”
“Dihukum….. “ jerit mereka bersamaan.
“Ya dihukum. Dan hukumannya adalah kalian tidak akan pulang sampai besok pagi. Kalian harus ngelayani aku sampai pagi”
“Haaaa….. Sampai pagi” jawab mereka bersamaan kembali.
“Iya, itu sebagai hukuman karena selama ini kalai berdua udah bikin aku stress”
Aku langsung memluk Desy yang berada disebelahku sementara Lina berlari memeluku dari belakang. Kemudian aku didorong kedua gadis ini keranjang hotel dan mereka mulai melepas pakaian mereka. “Mimpi apa aku semalam, aku bisa mendapatkan kedua gadis ini”
Setelah pakaian mereka terlepas mereka dengan buas mulai melepas pakaianku satu persatu, sehingga kini kami bertiga telah dalam keadaan bugil 100%. Desy langsung menyambar bibirku dan menciumnya dengan penuh nafsu, sementara Lina mulai menjilati putingku, sedangkan tangan Lina dan Desy bersama mengocok penisku naik turun. Wow benar-benar nikmat
Tanganku tidak mau tinggal diam. Tangan kananku meremas payudara Desy dan tangan kiriku meremas payudara Lina . Lina mulai menjilati dan mengulum penis ku sementara Desy duduk diatas wajahku. Aku menjilati vagian Desy dengan penuh nafsu kebahagiaan. “Oooohhhhh…… mas…… jilati vaginaku……. Iyaaa….. Uuuuuhhh…..” beberapa saat kemudian giliran Lina yang aku oral vagina sedangkan Desy mulai mengoral penisku.
“Mmmmmhhhhh….. Mich…… Enak……. Sssshhh….. Ooouuhhhh……”
Setelah aku rasa cukup aku memposisikan Desy terlentang dan Lina nungging diatasnya. Aku mengarahkan penisku ke vagina Desy terlebih dahulu. Setelah pas aku mulai dorong pinggulku untuk menghujamkan penisku kedalam vaginanya, sementara tangan kananku meremas payudara Lina dan tyangan kiriku memainkan clit Lina.
“Oooohhhhh…… Uuuuuhhhhh….. Aaaaaahhhhh…..” Suara desahan kami bertiga membahan keseluruh ruangan. Sekitar 3 menit aku ganti menghujamkan penisku kedalam vagina Lina dan mengalihkan tangan kiriku ke vagian Desy. Aku masukan jri telunjuk dan jari tengahku kedalam vagina desy dan mengocoknya seirama dengan gerakan keluar-masuk penisku di vagina Lina.
“Uuuuhhh….. mas…… enak banget……. Nggak penis nggak tangan. Semuanya enak…. Aaaahhhh…..”
“Iya Desy….. Michael emang hebat……. Uuuuuhhhh……. Penisnya bingin kangen……. Aaaahhhh……”
Aku yang mendengar desahan mereka semakin keranjingan. Dan setiap 3 menit aku gilir tangan dan penisku ke kedua vagian gadis yang sangat aku cintai. Dan sekitar 20 menit kemudian, “Mmmmhhh….. mas….. Aku….. nggka tahan lagi…… Uuuuhhhhh…. Aku keluar mas…… Aaaaahhhhh……” Desy mengawali orgasme yang pertama, dan sesaat kemudian, “ Mich….. aku….. juga….. Keluaaaaarrr….. Aaaaahhhh……”menyusul orgasme dari Lina.
Aku yang belum keluar mengarahkan penisku ke payudara Desy dan mulai menggesekannya ke belahan payudara Desy dan Lina secara bergantian.
“Ooooohhhhh…… Payudara kalian berdua emang nikmat banget. Akuu…. Nggak…. Tahan…..Aaaahhhh….” Crooottt……. Croooottt….. crrooott…… Aku menyemprotkan cairan spermaku di payudara Lina dan Desy. Sungguh kenikmatan yang tiada duanya. Tubuhku langsung lemas dan ambruk diantara kedua gadis cantik yang aku cintai. Hari ini aku merasa seperti raja minyak dari Arab yang sedang didampingi oleh para pelayannya.
Malam itu kami lakuan kembali dari pukul 21.00 WIB sampai pukul 03.00 WIB dan scorenya Aku : Desy : Lina adalah 4 : 7 : 6. Aku benar-benar dibuat lemas tak berdaya. Dan setelah pertempuran yang melelahkan itu kami bertiga tertidur dengan berbugil ria.
Pukul 07.00 WIB HP-ku berdering. Aku dengan malas mengambil HP dan mengangkat telpon yang ternyata dari Andra.
“Halo”
“Mich kamu dimana ? ini bus-nya udah dating kamu nggak ikut balik ke Surabaya ?”
“Hah, yang benar, iya aku segera meluncur kesana”
“Ya udah aku tunggu. Oya kamu tau Desy sama Lina nggak ? “
“Iya, mereka di taman wisata kemari dan nginep di hotel, kenapa?” jawabku berbohong.
“Aku tadi telpon mereka tapi nggak nyambung. Kayaknya HP mereka di matiin. Tolong kamu beritau mereka ya. Jam 09.00 Wib bus berangkat. Kalau nggak dating ditinggal”
“Oke Boss”
Aku langsung membangunkan Kedua bidadariku untuk segera mandi. Untuk segera kembali ke base camp. Karena waktu yang ada Cuma sedikit, akhirnya kami bertiga mandi bersama. Sebenarnya ada keinginan untuk Ml di kamar mandi, tapi waktu tidak memungkinkan. Setelah selesai mandi kami langsung menuju ke base camp. Dan sesampainya di base camp kami sekelompok pamit kepada bapak-ibu pemilik rumah serta warga sekitar dan kami langsung menuju ke bus untuk kembali ke Surabaya. Di bus aku ambil tempat duduk yang untuk bertiga sehingga aku dan kedua bidadariku bis duduk bersama. Desy duduk di dekat jendla, aku ditengah dan Lina di pinggir. Selam perjalanan yang memakan waktu 6 jam aku Desy dan Lina seringkali bercanda. Sementara teman-teman merasa aneh dengan tingkah laku-ku yang berubah 1800.
Aku juga merasa ada perubahan didalam tubuhku yaitu aku yang tadinya tidak mengerti apa-apa tentang seks sekarang aku menjadi pria yang kaya akan pengetahuan tentang sex, bahkan aku memiliki dua orang wanita yang cantik dan sexy sebagai kekasihku. Dan hal ini berlangsung hingga saat ini. Bila desy sibuk atau lagi dapet tamu bulanan aku bias me;ampiaskan nafsuku ke Lina begitu juga sebaliknya. Dan tentu saja semua itu sepengetahuan kedua belah pihak.
Monday, November 14, 2011
azyati
Friday, November 4, 2011
Fidah

Meneroka Fidah
Tak payah le aku cerita intro nye yang panjang lebar. Di ringkaskan cerita aku memang dah lama stim dengan adik ipar aku. Adik bini aku yang bongsu. Aku stim ngan dia sejak dari aku mula kenal bini aku lagi. Masa tu dia pun masih sekolah di tingkatan dua. Dia tak le secantik bini aku tapi bodynya memang menggiurkan aku. Lebih-lebih lagi teteknye yang berisi. Adik ipar aku ni duduk serumah dengan aku. Baru mula mengajar. So tinggal le dirumah aku. Satu ketika bini aku dihospital melahirkan anak yang ketiga. Aku tinggal berdua aje le dengan adik ipar aku nie. Anak-anak aku yang dua lagi tu masih kecil lagi. Pada subuh yang kedua dalam keadaan pagi yang dingin. Batang aku dah mencanak minta dilayan. Aku pun tak fikir panjang terus teringatkan adik ipar aku yang ada dalam bilik sebelah tu. Dalam kesamaran cahaya subuh yang hening tu aku merayap ke dalam bilik adik iparku. Matlamatku hanya satu. Menikmati lubang puki adik iparku. Lagipun nak menunggu bini aku lepas pantang tak sanggup aku. Perlahan-lahan aku memanjat keatas katil dan dengan penuh tenaga aku menindih tubuh montok adik iparku yang aku panggil Fidah. Fidah terkejut bila terasa tubuhnya ditindih dan meronta dengan ganas. Sebelum sempat suara keluar dari mulutnya, tanganku telah mencekup mulutnya. Aku berbisik padanya…tenang Fidah…kau akan menyukainya kataku. Fidah terus meronta walaupun jelas tidak berkesan. Sambil genggamanku pada mulutnya terus kemas, tangan ku yang satu lagi mula meramas buah dada Fidah yang pejal dan membukit megah. Dapat ku rasakan putingnya yang masih kecil dan bakal ku nyonyot sebentar lagi. Tanpa membuang masa, baju kurung kedah yang dipakai Fidah kurentap sehingga koyak. Terhidang dihadapan ku suatu pemandangan yang sungguh indah. Tetek Fidah separuh terkeluar dari colinya. Dadanya yang putin gebu dan berisi terus berombak kencang kerana terlalu meronta minta dilepaskan. Coli yang dipakai Fidah tidak bertahan lama. Lalu kurentap supaya mudah kukerjakan semahu hatiku. Sebaik sahaja coli Fidah kurentap, terjojol le dua gunung yang telah lama aku idamkan. Hati ku berkata…begini rupanye tetek si Fidah yang selalu aku idamkan. Aku sembamkan muka ku ke tetek Fidah…ku kerjakan semahu ku …kunyonyot… kugigit… kujilat dan ku uli semahunya. Sambil mulutku menikmati tetek Fidah yang semakin tegang dan basah dengan air liur ku, tangan ku mula merayap mencari kain batik yang dipakai Fidah. Jumpa. Ku rentap agar terlondeh. Berjaya. Kaki Fidah terus menerajang tak tentu hala. Akibatnya kain batiknya terselak sampai ke peha. Peha Fidah memang pejal, putih dan gebu. Dalam keadaan dia merunta-ronta itu, aku berjaya meletakkan sebelah kakiku kebawah lutut Fidah. Kini Fidah tak mampu lagi untuk merapatkan pehanya bagi menghalang aku menunaikan hajatku. Dengan segera, kain pelikat yang ku pakai ku lucutkan. Kain batik Fidah terus ku selak ke atas hingga ke pusatnya. Pada ketika itu juga aku hulurkan konek aku ke arah pantat Fidah yang tembam dan belum pernah diterokai oleh sesiapa. Pantat Fidah dan konekku bergesel. Terasa bulu pantat Fidah yang nipis bergesel dengan bulu konek ku yang tak pernah di urus. Fidah semakin lemah, dengan segera mulutnya ku sambar dan bibir kami bertaut. Tidak ku lepaskan. Bimbang kalau nanti dia menjerit. Aku sekarang berada didalam posisi yang paling sempurna untuk melampiaskan nafsuku. Adik iparku akan menjadi mangsa bila-bila masa sahaja. Mahkota keperawanannya akan kurobek tanpa rasa belas. Fidah amat faham akan keadaan ini. Dia sedar aku tidak akan menoleh kebelakang lagi. Sisa tenaga yang ada padanya tidak akan mampu memberi tentangan yang bermakna. Konekku terus ku tekan ke pantat Fidah. Ku urut pantatnya turun dan naik dengan konekku. Fidah mula memberikan respon. Samada sengaja atau tidak, aku tidak pasti. Tapi itu tidak penting. Pehanya yang terkuak oleh kakiku sudah tidak cuba dirapatkan lagi. Pertahanan Fidah makin longgar. Kubawa tangan ku ke bawah punggung Fidah. Kuramas bontotnya. Memang hebat. Aku bergerak lebih jauh. Kali ini, jejariku mula meneroka alur puki Fidah. Bibir pantatnya memang mengkal dan pejal. Dapat kurasakan tebing pantatnya yang terbelah itu begitu jelas. Jejariku bermain-main disitu. Fidah cuba menahan kenikmatan yang dirasa. Tapi tubuhnya berdegil dan terus menggeliat seiring dengan kenikmatan yang mula dirasakan. Masanya sudah tiba. Pada ketika Fidah sudah mengisyaratkan ketewasan dan kerelaan yang bercampur, aku menguakkan kelangkang Fidah. Luas dan luas. Tanpa melepaskan mulutnya, peha Fidah ku lipat ke perutnya. Nah…Fidah didalam posisi yang sungguh bersedia. Kali pertama dalam hidupnya dia berada dalam keadaan begitu. Batangku yang telah bersedia ku benamkan sedikit ke rekahan puki Fidah. Pengalaman bersama biniku menjadikan aku mudah mencari sasaran yang ada pada Fidah. Mungkin merasakan kesakitan, Fidah cuba memberontak. Tapi dalam posisi yang begitu. Usahanya sia-sia belaka. Aku tidak mahu bertangguh lagi. Kepala konekku yang telah mngenalpasti sasaran yang aku tetapkan ku henjut ke dalam puki Fidah. Menerobos terus sampaki tenggelam keseluruhan konek aku. Aku diam sebentar. Memberi peluang Fidah menerima apa yang sedang dialaminya. Fidah tidak berbuat apa-apa, kini dia hanya menerima. Dia tahu, tiada apa lagi yang hendak dipertahankan. Dia telah mencuba sedaya upaya…kini terserahlah padaku untuk memperlakukan apa sahaja. Aku memulakan pergerakan. Konekku ku sorong tarik keluar dan masuk puki Fidah yang hangat dan sempit. Kekadang pergerakan keluar masuk konekku tersekat kerana lubang yang baru sahaja diteroka begitu sempit. Dalam menghayun keluar dan masuk, ku pelbagaikan gerak kekiri dan kekanan dan kekadang berhenti separuh sebelum menghentak sekuat hati ke pangkal puki Fidah. Aku puas dengan kenikmatan yang kurasa. Lama aku mengerjakan Fidah. Apabila terasa hendak terpancut aku berhenti. Kemudian kusambung semula. Beberapa kali, tubuh Fidah menegang. Dia juga dalam diam sedang menikmati persetubuhan antara aku dan dia. Fidah kini lebih senang membiarkan aku dari menentang kehendakku. Adakalanya, punggungnya yang pejal itu digerak-gerakkan kekiri dan kekanan menyambut hentakan-hentakan yang aku lakukan. Aku pasti Fidah juga mencari kenikmatan buat dirinya sendiri. Subuh yang telah menjelang pagi membolehkan aku melihat baju dan coli Fidah bertaburan di atas lantai. Aku masih lagi diatas tubuhnya. Kepuasan yang diberikan oleh pantat Fidah tidak dapat aku gambarkan. Kesempitan, kehangatan, kekenyalan didinding pantatnya menjadikan aku sentiasa berahi setiap kali batang pelirku menerobos masuk ke lubang nikmat Fidah. Setiap kali aku klimaks, kenikmatannya kurasa sampai ke kepalaku. Aku menggelepar disebabkan oleh kenikmatan yang kurasakan. Dan aku terkulai layu diatas tubuh Fidah. Dalam pada aku mengumpul tenaga untuk pusingan yang berikutnya, Fidah membuat tindakan yang sama sekali tidak kuduga. Dengan baki sisa-sisa yang ada, Fidah membalikkan tubuhku. Kini dia berada diatas. Punggungnya digerak-gerakkan bagi meransang konekku. Fahamlah aku betapa Fidah yang telah mula berpengalaman disetubuhi kini ingin melakukan dengan caranya sendiri. Aku tidak ada halangan. Batangku segera mencanak. Akur dengan ransangan yang dicetuskan oleh gelekan punggung Fidah yang montok dan pejal. Dengan gerakan yang lembut Fidah mengusap-ngusap konekku dengan pantatnya. Celaka Fidah. Kau punya agenda sendiri rupanya. Nafas Fidah semakin kuat. Nyata nafsunya sudah tidak dapat dibendung lagi. Alunan punggungnya yang lembut dan mesra tadi segera bertukar menjadi rancak dan ganas. Tanpa membuang masa, jejari halus dan gebunya menggenggam konekku dan ditusukkan kedalam lubang nikmatnya yang sebentar tadi aku terokai. Apabila terbenam sahaja konekku, Fidah meneruskan hayunan turun dan naik. Suara kenikmatan mula keluar dari bibirnya yang mungil. Fidah seperti tidak keruan menahan nikmat. Fidah semakin tidak dapat mengawal dirinya. Kenimatan yang menjalari tubuhnya menjadikan dia tidak dapat mengawal dirinya. Dari rintihan kecil, kini rintihan Fidah semakin nyata. Fidah tidak lagi malu. Dia meronta-ronta diatas tubuhku sambil melanyak-lanyak lubang nikmatnya dengan konekku. Aahh…aahhh…aahhh…aahhgh…aaghhh…aaaaaaaaaaaaaaaa…. Sedapnyaaaaaaaa……aaaaaa……. Fidah terus menggelepar kesedapan dengan konekku terhunus kemas didalam pantatnya. Buah dada Fidah bergantungan dan bergetar mengikut rentak hayunan tubuhnya. Aku angkat kepalaku dan menyonyot buah dada Fidah yang bergetar megah didadanya. Setelah teteknya kulepaskan, aku memberi galakan kepada Fidah dengan kata-kata yang meransang lagi nafsu Fidah. Do it…do…it Fidah…it’s all yours… big cock is for you to enjoy…feel my cock in your tigh pussy. Fidah tidak berdiam diri bukan sahaja pergerakannya semakin menjadi-jadi bahkan turut menjawab ransanganku dengan menyebut aaahjhh….aaahhhh…aaaabaaaang….aaahghhh…..aaaaaaa….sedapnya abaaaaaaaang…. Fidah terkulai diatas tubuhku. Tubuhnya kejang. Pantatnya terus menekan konekku sekuat yang teramampu. Fidah menikmati klimaks yang paling klimaks dan paling bermakna dalam hidupnya. Klimaks yang dilakukannya sendiri…mengikut fantasi seks yang mungkin telah lama dipendamkan dalam dirinya. Aku bangga dapat menjadi lelaki yang menjadikan kenikmatan fantasi seksnya satu kenyataan….itulah permulaan perhubungan seks yang indah antara aku dan Fidah – adik ipar yang telah lama aku idamkan. Fidah ternyata mempunyai fantasi seks yang cukup hebat…kesemuanya dipertontonkan kepada aku disetiap kali kami berasmara. Kau memang hebat Fidah. Tidak sia-sia aku merobek kegadisanmu. Indah sungguh pembalasan yang kau berikan. |
Wednesday, November 2, 2011
Puasin Aku Rick - 2

Cerita ini mungkin yang tak pantas kuceritakan. Karena aku telah mengkhianati temanku sendiri. Akibat tak kuat menahan nafsu, akhirnya adegan panas antara aku dan tunangan temanku pun tak terelakkan.
Goyangan pantat Indi semakin liar. Aku pun tidak kalah sama halnya dengan Indi, frekuensi genjotanku makin kupercepat, sampai pada akhirnya, "Aaakkhh.., Ericckk..!" jerit Indi sambil menancapkan kukunya ke pundakku. "Aakhh, Indii.., Aku sayang Kamuu..!"
Namaku Erick, tentunya bukan nama asli dong. Aku tinggal di suatu kota yang kebetulan sering dijuluki sebagai kota kembang pengalamanku ini terjadi mungkin kira- kira 2 tahun yang lalu. Sebut saja Indi (bukan nama sebenarnya), dia adalah tunangan temanku yang bernama Edi (bukan nama asli) yang tinggal di Jakarta, yang mana pada waktu itu Edi harus keluar kota untuk keperluan bisnisnya.
Oh ya, Edi ini punya adik laki-laki yang bernama Deni, dimana adiknya itu teman mainku juga. Kalau tidak salah, malam itu adalah malam minggu, kebetulan pada waktu itu aku lagi bersiap-siap untuk keluar. Tiba-tiba telpon di rumahku berbunyi, ternyata dari Deni yang mau pinjam motorku untuk menjemput temannya di stasiun kereta api. Dia juga bilang nitip sebentar tunangan kakaknya, karena di rumah lagi tidak ada siapa-siapa. Aku tidak bisa menolak, lagi pula aku ingin tahu tunangan temanku itu seperti bagaimana rupanya.
Tidak lama kemudian Deni datang, karena rumahnya memang tidak begitu jauh dari rumahku dan langsung menuju ke kamarku. "Hei Rick..! Aku langsung pergi nih.. mana kuncinya..?" kata Deni. "Tuh.., di atas meja belajar." kataku, padahal dalam hati aku kesal juga bisa batal deh acaraku. "Oh ya Rick.., kenalin nih tunangan kakakku. Aku nitip sebentar ya, soalnya tadi di rumah nggak ada siapa-siapa, jadinya aku ajak dulu kesini. Bentar kok Rick..," kata Deni sambil tertawa kecil. "Erick..," kataku sambil menyodorkan tanganku. "Indi..," katanya sambil tersenyum. "Busyeett..! Senyumannya..!" kataku dalam hati.
Jantungku langsung berdebar- debar ketika berjabatan tangan dengannya. Bibirnya sensual sekali, kulitnya putih, payudaranya lumayan besar, matanya, hidungnya, pokoknya, wahh..! Akibatnya pikiran kotorku mulai keluar. "Heh..! Kok malah bengong Rick..!" kata Deni sambil menepuk pundakku. "Eh.. oh.. kenapa Den..?" kaget juga aku. "Rick, aku pergi dulu ya..! Ooh ya Ndi.., kalo si Erick macem-macem, teriak aja..!" ucap Deni sambil langsung pergi. Indi hanya tersenyum saja. "Sialan lu Den..!" gerutuku dalam hati.
"Selingkuh, Cerita Ngentot, cerita panas, Cerita Seks, Cerita Selingkuh, mesum, "
Seperginya Deni, aku jadi seperti orang bingung saja, serba salah dan aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. Memang pada dasarnya aku ini sifatnya agak pemalu, tapi kupaksakan juga akhirnya. "Mo minum apa Ndi..?" kataku melepas rasa maluku. "Apa aja deh Rick. Asal jangan ngasih racun." katanya sambil tersenyum. "Bisa juga bercanda nih cewek, aku kasih obat perangsang baru tau..!" kataku dalam hati sambil pergi untuk mengambil beberapa minuman kaleng di dalam kulkas.
Akhirnya kami mengobrol tidak menentu, sampai dia menceritakan kalau dia lagi kesal sekali sama Edi tunangannya itu, pasalnya dia itu sama sekali tidak tahu kalau Edi pergi keluar kota. Sudah jauh-jauh datang ke Bandung, nyatanya orang yang dituju lagi pergi, padahal sebelumnya Edi bilang bahwa dia tidak akan kemana-mana. "Udah deh Ndi.., mungkin rencananya itu diluar dugaan.., jadi Kamu harus ngerti dong..!" kataku sok bijaksana. "Kalo sekali sih nggak apa Rick, tapi ini udah yang keberapa kalinya, Aku kadang suka curiga, jangan-jangan Dia punya cewek lain..!" ucap Indi dengan nada kesal.
"Heh.., jangan nuduh dulu Ndi, siapa tau dugaan Kamu salah," kataku. "Tau ah.., jadi bingung Aku Rick, udah deh, nggak usah ngomongin Dia lagi..!" potong Indi. "Terus mau ngomong apa nih..?" kataku polos. Indi tersenyum mendengar ucapanku. "Kamu udah punya pacar Rick..?" tanya Indi. "Eh, belom.. nggak laku Ndi.. mana ada yang mau sama Aku..?" jawabku sedikit berbohong. "Ah bohong Kamu Rick..!" ucap Indi sambil mencubit lenganku. Seerr..! Tiba- tiba aliran darahku seperti melaju dengan cepat, otomatis adikku berdiri perlahan- lahan, aku jadi salah tingkah. Sepertinya si Indi melihat perubahan yang terjadi pada diriku, aku langsung pura-pura mau mengambil minum lagi, karena memang minumanku sudah habis, tetapi dia langsung menarik tanganku.
"Ada apa Ndi..? Minumannya sudah habis juga..?" katak u pura-pura bodoh. "Rick, Kamu mau nolongin Aku..?" ucap Indi seperti memelas. "Iyaa.., ada apa Ndi..?" jawabku. "Aku.., Aku.. pengen bercinta Rick..?" pinta Indi. "Hah..!" kaget juga aku mendengarnya, bagai petir di siang hari, bayangkan saja, baru juga satu jam yang lalu kami berkenalan, tetapi dia sudah mengucapkan hal seperti itu kepadaku. "Ka.., Kamu..?" ujarku terbata-bata. Belum juga kusempat meneruskan kata- kataku, telunjuknya langsung ditempelkan ke bibirku, kemudian dia membelai pipiku, kemudian dengan lembut dia juga mencium bibirku.
Aku hanya bisa diam saja mendapat perlakuan seperti itu. Walaupun ini mungkin bukan yang pertama kalinya bagiku, namun kalau yang seperti ini aku baru yang pertama kalinya merasakan dengan orang yang baru kukenal. Begitu lembut dia mencium bibirku, kemudian dia berbisik kepadaku, "Aku pengen bercinta sama Kamu, Rick..! Puasin Aku Rick..!" Lalu dia mulai mencium telinganku, kemudian leherku, "Aahh..!" aku mendesah. Mendapat perlakuan seperti itu, gejolakku akhirnya bangkit juga. Begitu lembut sekali dia mencium sekitar leherku, kemudian dia kembali mencium bibirku, dijulurkan lidahnya menjalari rongga mulutku. Akhirnya ciumannya kubalas juga, gelombang nafasnya mulai tidak beraturan. Cukup lama juga kami berciuman, kemudian kulepaskan ciumannya, kemudian kujilat telinganya, dan menelusuri lehernya yang putih bak pualam. Ia mendesah kenikmatan, "Aahh Rick..!"
"Selingkuh, Cerita Ngentot, cerita panas, Cerita Seks, Cerita Selingkuh, mesum, "
Mendengar desahannya, aku semakin bernafsu, tanganku mulai menjalar ke belakang, ke dalam t- shirt-nya. Kemudian kuarahkan menuju ke pengait BH-nya, dengan sekali sentakan, pengait itu terlepas. Kemudian aku mencium bibirnya lagi, kali ini ciumannya sudah mulai agak beringas, mungkin karena nafsu yang sudah mencapai ubun- ubun, lidahku disedotnya sampai terasa sakit, tetapi sakitnya sakit nikmat. "Rick.., buka dong bajunya..!" katanya manja. "Bukain dong Ndi..," kataku. Sambil menciumiku, Indi membuka satu persatu kancing kemeja, kemudian kaos dalamku, kemudian dia lemparkan ke samping tempat tidur.
Dia langsung mencium leherku, terus ke arah puting susuku. Aku hanya bisa mendesah karena nikmatnya, "Akhh.., Ndi." Kemudian Indi mulai membuka sabukku dan celanaku dibukanya juga. Akhirnya tinggal celana dalam saja. Dia tersenyum ketika melihat kepala kemaluanku off set alias menyembul ke atas. Indi melihat wajahku sebentar, kemudian dia cium kepala kemaluanku yang menyembul keluar itu. Dengan perlahan dia turunkan celana dalamku, kemudian dia lemparkan seenaknya. Dengan penuh nafsu dia mulai menjilati cairang bening yang keluar dari kemaluanku, rasanya nikmat sekali.
Setelah puas menjilati, kemudian dia mulai memasukkan kemaluanku ke dalam mulutnya. "Okhh.. nikmat sekali," kataku dalam hati, sepertinya kemaluanku terasa disedot-sedot. Indi sangat menikmatinya, sekali- sekali dia gigit kemaluanku. "Auwww.., sakit dong Ndi..!" kataku sambil agak meringis. Indi seperti tidak mendengar ucapanku, dia masih tetap saja memaju- mundurkan kepalanya. Mendapat perlakuannya, akhirnya aku tidak kuat juga, aku sudah tidak kuat lagi menahannya,"Ndi, Aku mau keluar.. akhh..!" Indi cuek saja, dia malah menyedot batang kemaluanku lebih keras lagi, hingga akhirnya, "Croott.. croott..!" Aku menyemburkan lahar panasku ke dalam mulut Indi.
Dia menelan semua cairan spermaku, terasa agak ngilu juga tetapi nikmat. Setelah cairannya benar-benar bersih, Indi kemudian berdiri, kemudian dia membuka semua pakaiannya sendiri, sampai akhirnya dia telanjang bulat. Kemudian dia menghampiriku, menciumi bibirku. "Puasin Aku Rick..!" katanya sambil memeluk tubuhku, kemudian dia menuju tempat tidur. Sampai disana dia tidur telentang. Aku lalu mendekatinya, kutindih tubuhnya yang elok, kuciumi bibirnya, kemudian kujilati belakang telinga kirinya.
Dia mendesah keenakan, "Aahh..!" Mendengar desahannya, aku tambah bernafsu, kemudian lidahku mulai menjalar ke payudaranya. Kujilati putingnya yang sebelah kiri, sedangkan tangan kananku meremas payudaranya yang sebelah kiri, sambil kadang kupelintir putingnya. "Okkhh..! Erick sayang, terus Rick..! Okhh..!" desahnya mulai tidak menentu. Puas dengan bukit kembarnya, badanku kugeser, kemudian kujilati pusarnya, jilatanku makin turun ke bawah. Kujilati sekitar pangkal pahanya, Indi mulai melenguh hebat, tangan kananku mulai mengelus bukit kemaluannya, lalu kumasukkan, mencari sesuatu yang mungkin kata orang itu adalah klitoris.
"Selingkuh, Kumpulan Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, cerita panas, Cerita Seks, Cerita Selingkuh, mesum, "
Indi semakin melenguh hebat, dia menggelinjang bak ikan yang kehabisan air. Kemudian aku mulai menjilati bibir kemaluannya, kukuakkan sedikit bibir kemaluannya, terlihat jelas sekali apa yang namanya klitoris, dengan agak sedikit menahan nafas, kusedot klitorisnya. "Aakkhh.. Rick..," Indi menjerit agak keras, rupanya dia sudah orgasme, karena aku merasakan cairan yang menyemprot hidungku, kaget juga aku. Mungkin ini pengalaman pertamaku menjilati kemaluan wanita, karena sebelumnya aku tidak pernah.
Aku masih saja menjilati dan menyedot klitorisnya. "Rick..! Masukin Rick..! Masukin..!" pinta dia dengan wajah memerah menahan nafsu. Aku yang dari tadi memang sudah menahan nafsu, lalu bangkit dan mengarahkan senjataku ke mulut kemaluannya, kugesek-gesekkan dulu di sekitar bibir kemaluannya. "Udah dong Rick..! Cepet masukin..!" katanya manja. "Hmm.., rupanya ni cewek nggak sabaran banget." kataku dalam hati. Kemudian kutarik tubuhnya ke bawah, sehingga kakinya menjuntai ke lantai, terlihat kemaluannya yang menyembul. Pahanya kulebarkan sedikit, kemudian kuarahkan kemaluanku ke arah liang senggama yang merah merekah. Perlahan tapi pasti kudorong tubuhku. "Bless..!" akhirnya kemaluanku terbenam di dalam liang kemaluan Indri.
"Aaakkhh Rick..!" desah Indi. Kaget juga dia karena sentakan kemaluanku yang langsung menerobos kemaluan Indi. Aku mulai mengerakkan tubuhku, makin lama makin cepat, kadang- kadang sambil meremas- remas kedua bukit kembarnya. Kemudian kubungkukkan badanku, lalu kuhisap puting susunya. "Aakkhh.., teruss.., Sayangg..! Teruss..!" erang Indi sambil tangannya memegang kedua pipiku. Aku masih saja menggejot tubuhku, tiba- tiba tubuh Indi mengejang, "Aaakkhh.. Eriicckk..!" Ternyata Indi sudah mencapai puncaknya duluan. "Aku udah keluar duluan Sayang..!" kata Indi. "Aku masih lama Ndi..," kataku sambil masih menggenjot tubuhku.
Kemudian kuangkat tubuh Indi ke tengah tempat tidur, secara spontan, kaki Indi melingkar di pinggangku. Aku menggenjot tubuhku, diikuti goyangan pantat Indi. "Aakkhh Ndi.., punya Kamu enak sekali." kataku memuji, Indi hanya tersenyum saja. Aku juga heran, kenapa aku bisa lama juga keluarnya. Tubuh kami berdua sudah basah oleh keringat, kami masih mengayuh bersama menuju puncak kenikmatan. Akhirnya aku tidak kuat juga menahan kenikmatan ini. "Aahh Ndi.., Aku hampir keluar..," kataku agak terbata-bata. "Aku juga Rick..! Kita keluarin sama- sama ya Sayang..!" kata Indi sambil menggoyang pantatnya yang bahenol itu.
Goyangan pantat Indi semakin liar. Aku pun tidak kalah sama halnya dengan Indi, frekuensi genjotanku makin kupercepat, sampai pada akhirnya, "Aaakkhh.., Ericckk..!" jerit Indi sambil menancapkan kukunya ke pundakku. "Aakhh, Indii.., Aku sayang Kamuu..!" erangku sambil mendekap tubuh Indi. Kami terdiam beberap saat, dengan nafas yang tersenggal-senggal seperti pelari marathon. "Kamu hebat sekali Rick..!" puji Indi. "Kamu juga Ndi..!" pujiku juga setelah agak lama kami berpelukan. Kemudian kami cepat- cepat memakai pakain kami kembali karena takut adik tunangannya Indi keburu datang.